Variasi Media Pembelajaran Bahasa Inggris
VARIASI
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
Berbagai penelitian mendukung pentingnya variasi penggunaan media dalam
pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Media audiovisual, dari yang canggih seperti
televisi, film dan perlengkapan berbantu komputer hingga yang sederhana seperti
alat peraga, ilustrasi, dan ekskursi, menjadi bagian yang penting dalam setiap
tingkatan pembelajaran.
A.
Empat
tahap pembelajaran
Sebagaimana diungkap oleh Hammond (dalam Helena, 2004), untuk mencapai
kompetensi komunikatif sebagai the ultimate goal suatu pembelajaran
terdiri dari empat tahap. Empat tahap itu adalah building knowledge of field,
modelling of the text, joint construction of text, dan independent
construction of text.
Menurut Sukartiwi
(1996), ada beberapa keuntungan yang dapat diraih dengan menggunakan media
yaitu:
·
meningkatkan motivasi siswa
·
mencegah kebosanan siswa dalam mengikuti
suatu proses belajar mengajar
·
menjadikan proses belajar mengajar
berjalan lebih sistematis
·
memudahkan siswa memahami instruksi guru
dalam proses belajar mengajar
·
memeperkuat pemahaman siswa pada konteks
pelajaran yang diharapkan.
Dalam Sydney Micro Skill, media pembelajaran berfungsi untuk:
Ø
membangkitkan
dan menjaga ketertarikan siswa.
Ø
merangsang
otak siswa untuk berfikir dengan landasan yang konkrit.
Ø
mendapatkan
tingkat pemahaman yang tinggi secara efisien dan tingkat permanensi dalam belajar.
Namun demikian potensi besar media itu masih kurang dioptimalkan
kegunaannya oleh para guru. Beberapa guru masih memiliki “psychological
rejection” dalam penggunaannya dan kurang terampil dalam implementasinya
disebabkan minimnya pelatihan yang dapat diikuti.
B. Implementasi Dalam Kegiatan
Pembelajaran
1. Penggunaan
Realia
Realia merupakan benda nyata yang digunakan sebagai media pembelajaran di
dalam kelas. Sebenarnya objek nyata yang sederhana pun dapat digunakan tidak
hanya untuk pengajaran kosa kata tetapi juga dapat dipakai untuk pengajaran
tata bahasa dan pengembangan situasi.
Kegunaan realia
adalah:
-
Untuk
mengajar kosa kata
-
Untuk
mengajarkan struktur baru
-
Untuk
membantu siswa masuk dalam karakter tatkala berperan dalam sebuah dialog
ataupun role-play. Jika siswa berperan sebagai polisi, dia dapat
mengenakan helm seorang polisi; dsb.
-
Sebagai
penguatan untuk dialog ataupun role-play, jika ceritanya terjadi di
sebuah toko; banyak realia yang bisa ditambahkan jika uang atau objek nyata itu
digunakan.Sebagai bantuan untuk beragam permainan seperti Kim’s game.Taruhlah
dengan menunjukkan satu bungkusan teh
di ruang kelas, kita dapat menggunakannya:
-
Untuk
mengajarkan kata-kata ‘tea’ dan ’packet’ (yang dapat dikontraskan
dengan kemasan yang lain, misalnya a bag of sugar, a tin of orange
juice).
-
Untuk
mengembangkan sebuah deskripsi dari suatu proses pembuatan satu gelas air teh:
‘first you open the packet, then you put some tea in the pot...’ (Anda
juga dapat membawa a pot, a spoon dsb.). Sebagai bagian dalam sebuah shopping dialogue,
menanyakan harga: ‘how much is a packet of tea?’ ‘750 rupiahs’ dsb.
-
Untuk
mengembangkan sebuah imaginative dialogue, praktek ‘meminjam’, misalnya
A: Could you lend
me some tea?
B: Yes, of course.
What do you want it for?
A: My relatives
have come to visit me.
Realia juga dapat dipakai dalam Kim’s game. Permainan ini merupakan game yang
sangat luwes untuk bisa dipakai mengajar berbagai struktur. Prinsip dasarnya
adalah guru memajankan beberapa realia, yang harus dicermati oleh siswa selama
satu atau dua menit. Apa yang ditunjukkan itu kemudian disembunyikan dari
penglihatan dan para siswa diminta untuk mengingat apa-apa yang telah
dilihatnya. Misalnya
untuk mengajar there was/there were. Guru memperlihatkan sepuluh atau
beberapa objek di atas mejanya selama satu atau dua menit dan kemudian
menutupnya dengan kain – para siswa harus mengingat apa saja yang telah
dilihatnya.
2. Penggunaan
authentic material
Penggunaan authentic
material meningkat pesat popularitasnya seiring dengan adanya kesadaran
bahwa proses pembelajaran yang terkait dengan konteks riil akan lebih efektif
bagi siswa untuk dikontruksi dalam pemahamannya. Para guru dapat menghadirkan authentic
material ini baik bersanding dengan buku teks maupun lepas dari batasan
format buku teks. Authentic material juga dapat diterapkan dalam
berbagai bentuk tugas dan tujuan pembelajaran. Authentic material,
jika dipilih dan diimplementasikan secara tepat, dapat digunakan untuk
mengembangkan tugas-tugas yang berawal dari pembelajaran bahasa Inggris yang
sudah terformulasikan. Media ini juga sekaligus memberikan jembatan antara keterampilan
berbahasan siswa dan pengalaman nyata siswa. Materi-materi ini dalam berbagai
bentuknya dapat memberikan kekayaan linguistik dan isi konseptual bagi siswa.
Dalam mengidentifikasi dan mengimplementasikan
materi yang paling bermanfaat dan relevan bagi siswa, guru perlu mendesain dan
mengorganisasi tugas-tugas di kelas yang menfasilitasi serentetan pengumpulan,
pemrosesan dan presentasi informasi.
Penggunaan authentic
material dalam pengajaran bahasa Inggris di kelas akan memberikan guru
beberapa tantangan. Salah satu tantangan itu adalah pengembangan keterapilan
penelitian efektif yang mensyaratkan pengelolaan sekian banyak informasi yang
tersedia dalam bentuk tertulis, lisan, ataupun multimedia. Tantangan yang lain
adalah berupa penyeleksian materi yang paling pas untuk tujuan pengajaran
sesuai dengan kurikulum, ataupun belajar untuk keperluan sendiri. Tantangan
ketiga adalah implementasi materi dan serentetan kebutuhan fleksibilitas serta
penyesuaian pengajaran yang dibatasi dengan setting ruang kelas.
3. Penggunaan
papan tulis
Papan tulis mungkin merupakan media yang paling lazim dan sering digunakan
dalam pengajaran. Para guru akan merasa ada sesuatu yang kurang dalam kelas
bila tidak ada papan tulis. Tetapi sayangnya banyak guru yang tidak sepenuhnya
memanfaatkan secara penuh papan tulis itu atau mereka masih menggunakannya
secara buruk dengan mengabaikan beberapa pertimbangan.
Beberapa contoh gambar di papan tulis dapat dilihat berikut ini.
Gambar wajah.
Gambar kepala harus cukup besar agar dapat dilihat dari tempat duduk siswa yang
paling belakang. Tunjukkan agar gambar itu dapat menunjukkan ekspresi,
khususnya dengan mengubah bentuk mulut:
Arah kemana orang
menghadap dapat ditunjukkan dengan mengubah hidungnya (hal ini penting terutama
dalam menunjukkan percakapan).
Sedangkan untuk
menunjukkan jenis kelamin bisa dibedakan dari rambutnya:
4. Penggunaan
tape recorder
Tape recorder mungkin merupakan media yang paling lazim digunakan oleh para
guru di ruang kelas setelah papan tulis. Meskipun sebenarnya kegiatan listening
dapat juga dilaksanakan tanpa harus menggunakan tape recorder.
Tape recorder memang dapat digunakan dalam semua kegiatan
listening, di antaranya:
·
Mengenali
cara pelafalan dari penutur asli tanpa harus menghadirkan native speaker
di kelas.
·
Mengenali
dan megidentifikasi pola intonasi yang berbeda secara akurat.
Sound effect, dapat digunakan sebagai petunjuk seperti berikut:
(tape recording of
sound of running water)
Response: He must
be in the bathroom
(tape recording of
sound of plates being washed)
Response: He must
be in the kitchen
Jigsaw listening
Dalam kegiatan ini Anda
perlu lebih dari satu tape recorder. Biasanya Anda memerlukan tiga buah. Kelas
di bagi menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok mendengarkan tape
mereka dan mensarikan informasi yang relevan. Kelompok-kelompok itu saling
bertukar informasi yang telah mereka dapatkan. Bisa juga dipakai untuk memutar lagu yang liriknya
berbahasa Inggris
5. Penggunaan
Flashcard
Flashcard
memiliki nilai lebih karena guru dapat mempersiapkannya di waktu senggang di
rumah. Dengan demikian, guru dapat membuatnya dengan lebih menarik dan
berwarna-warni. Dalam pembuatannya juga meliputi hal-hal detail yang tidak
mungkin dilakukan dalam kondisi terburu-buru atau waktu yang sempit di papan
tulis. Meskipun flashcard ini mungkin digunakan dengan cara dan tujuan yang
sama dengan papan tulis, tetapi
kelebihannya adalah dapat ditampilkan seketika dan juga memiliki banyak
variasi. Guru juga dapat membuat gambar bolak-balik pada satu flashcard ketika
ingin menunjukkan perbedaan penggunaan bahasa. Misalnya:
Sisi depan She usually
drinks tea
Sisi belakang But now she’s
drinking champagne.
pembelajaran dilakukan dengan dua tahap. Pertama, siswa diminta untuk
membuat karangan tentang tema yang dipilih yaitu tema kebudayaan dan anak tema
yang dipilih adalah rumah tradisional. Siswa diajar seperti biasa dengan
mengikuti tahapan-tahapan yang ada dalam lessson plan dan diberi bebrapa
informasi tentang rumah adat/rumah tradisional, kemudian di akhir pembelajaran
diminta untuk membuat sebuah deskripsi tentang rumah adat/rumah tradisional
yang mereka ketahui. Hasilnya dikoreksi olehnya dan kemudian dikembalikan
kepada siswa untuk dijadikan sebagai umpan balik.
tahap
kedua, siswa diminta untuk mengamati kesalahan yang dibuat, kemudian diajak
berdiskusi tentang kesalahan-kesalahannya. Selanjutnya ditunjukkan sebuah
gambar seri yang menceritakan tentang sebuah cerita rakyat dari Sumatra barat
(Malin Kundang). Di akhir pembelajaran, siswa diminta untuk menuliskan cerita
berdasarkan urutan kejadian yang ada dalam gambar seri tersebut menjadi suatu
karangan. Flashcard berupa pictiure series ternyata efektif untuk
memperbaiki hasil pembelajaran. Flashcard tidak melulu berisi gambar,
tulisan juga dapat memiliki dampak yang berarti dengan menggunakan flascard. Flasshcard yang berisi kata-kata bisanya digunakan untuk melatih
struktur. Guru membuat beberapa potongan kertas yang berisi berbagai kalimat
perintah seperti
|
||||
|
||||
Kemudian salah satu
murid berdiri di belakang guru. Guru memegangi potongan kertas yang ditunjukkan
pada kelas, mereka harus mematuhi perintah yang tertulis di potongan kertas
itu. Murid yang berada di belakang guru harus menebak kata-kata yang ada dalam
flashcard itu secara persis. Hal ini khususnya baik untuk melatih personal
dan possesive pronoun, misalnya jika Point to me itu tertulis
pada kertas, murid itu harus mengatakannya secara persis bukannya Point to
you.
Penggunaan flashcard menyimpan potensi kreatifitas yang tidak
terbatas. Dengan berbagai variasi dan kombinasi memungkinkan tampilan flashcard
semakin menarik dan memotivasi siswa untuk memperhatikan dan memahami
pelajaran.
A lot of pineapples
Alat peraga berikut
dapat digunakan untuk membedakan penggunaan ‘a few’ dan ‘a lot of’
|
Guru: (menunjukkan
kertas yang tertutup) A few pineapples. (Membuka tutupan) A lot of
pineapples.
6. Penggunaan komputer dan internet
Kebanyakan guru di
Indonesia masih jarang menggunakan komputer sebagai bantuan dalam proses
pembelajaran. Penggunaan kapur dan papan tulis tampaknya masih mendominasi
dalam penggunaan media pembelajaran. Tapi sekarang ini kita dihadapkan pada
penemuan teknologi informasi yang telah berperan mempercepat putaran informasi.
Tidaklah bijaksana bila kita menutup mata dengan berbagai penemuan yang
sebenarnya memiliki nilai yang berharga untuk pembelajaran yang efektif. Bila
kita ingin terus meningkatkan profesionalisme dan menjaga keberadaan kita agar
tidak “usang”, maka kita harus adaptif terhadap berbagai irama perubahan yang
memang semakin cepat ini.
. Latihan-latihan listening komprehension telah
dikembangkan dengan menggunakan sound blaster dan CD-ROM. Sebuah dialog dapat
ditampilkan di layar (dan siswa dapat
mendengarkannya), kemudian beberapa pertanyaan yang terkait dapat dilihat di
layar. Saat itu juga siswa dapat melihat sebuah jawaban, sistem akses yang
cepat dan akurat memungkinkan adanya balikan terhadap siswa secara real time.
0 komentar: