Kamis, 29 November 2012

Variasi Media Pembelajaran Bahasa Inggris

VARIASI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
Berbagai penelitian mendukung pentingnya variasi penggunaan media dalam pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran.  Media audiovisual, dari yang canggih seperti televisi, film dan perlengkapan berbantu komputer hingga yang sederhana seperti alat peraga, ilustrasi, dan ekskursi, menjadi bagian yang penting dalam setiap tingkatan pembelajaran.
A.    Empat tahap pembelajaran
Sebagaimana diungkap oleh Hammond (dalam Helena, 2004), untuk mencapai kompetensi komunikatif sebagai the ultimate goal suatu pembelajaran terdiri dari empat tahap. Empat tahap itu adalah building knowledge of field, modelling of the text, joint construction of text, dan independent construction of text.
Menurut Sukartiwi (1996), ada beberapa keuntungan yang dapat diraih dengan menggunakan media yaitu:
·         meningkatkan motivasi siswa
·         mencegah kebosanan siswa dalam mengikuti suatu proses belajar mengajar
·         menjadikan proses belajar mengajar berjalan lebih sistematis
·         memudahkan siswa memahami instruksi guru dalam proses belajar mengajar
·         memeperkuat pemahaman siswa pada konteks pelajaran yang diharapkan.
Dalam Sydney Micro Skill, media pembelajaran berfungsi untuk:
Ø  membangkitkan dan menjaga ketertarikan siswa.
Ø  merangsang otak siswa untuk berfikir dengan landasan yang konkrit.
Ø  mendapatkan tingkat pemahaman yang tinggi secara efisien dan tingkat permanensi dalam belajar.
Namun demikian potensi besar media itu masih kurang dioptimalkan kegunaannya oleh para guru. Beberapa guru masih memiliki “psychological rejection” dalam penggunaannya dan kurang terampil dalam implementasinya disebabkan minimnya pelatihan yang dapat diikuti.
B.     Implementasi Dalam Kegiatan Pembelajaran
1.      Penggunaan Realia
Realia merupakan benda nyata yang digunakan sebagai media pembelajaran di dalam kelas. Sebenarnya objek nyata yang sederhana pun dapat digunakan tidak hanya untuk pengajaran kosa kata tetapi juga dapat dipakai untuk pengajaran tata bahasa dan pengembangan situasi.
Kegunaan realia adalah:
-          Untuk mengajar kosa kata
-          Untuk mengajarkan struktur baru
-          Untuk membantu siswa masuk dalam karakter tatkala berperan dalam sebuah dialog ataupun role-play. Jika siswa berperan sebagai polisi, dia dapat mengenakan helm seorang polisi; dsb.
-          Sebagai penguatan untuk dialog ataupun role-play, jika ceritanya terjadi di sebuah toko; banyak realia yang bisa ditambahkan jika uang atau objek nyata itu digunakan.Sebagai bantuan untuk beragam permainan seperti Kim’s game.Taruhlah dengan menunjukkan satu bungkusan teh di ruang kelas, kita dapat menggunakannya:
-          Untuk mengajarkan kata-kata ‘tea’ dan ’packet’ (yang dapat dikontraskan dengan kemasan yang lain, misalnya a bag of sugar, a tin of orange juice).
-          Untuk mengembangkan sebuah deskripsi dari suatu proses pembuatan satu gelas air teh: ‘first you open the packet, then you put some tea in the pot...’ (Anda juga dapat membawa a pot, a spoon dsb.). Sebagai bagian dalam sebuah shopping dialogue, menanyakan harga: ‘how much is a packet of tea?’ ‘750 rupiahs’ dsb.
-          Untuk mengembangkan sebuah imaginative dialogue, praktek ‘meminjam’, misalnya
A: Could you lend me some tea?
B: Yes, of course. What do you want it for?
A: My relatives have come to visit me.
Realia juga dapat dipakai dalam Kim’s game. Permainan ini merupakan game yang sangat luwes untuk bisa dipakai mengajar berbagai struktur. Prinsip dasarnya adalah guru memajankan beberapa realia, yang harus dicermati oleh siswa selama satu atau dua menit. Apa yang ditunjukkan itu kemudian disembunyikan dari penglihatan dan para siswa diminta untuk mengingat apa-apa yang telah dilihatnya. Misalnya untuk mengajar there was/there were. Guru memperlihatkan sepuluh atau beberapa objek di atas mejanya selama satu atau dua menit dan kemudian menutupnya dengan kain – para siswa harus mengingat apa saja yang telah dilihatnya.
2.      Penggunaan authentic material
Penggunaan authentic material meningkat pesat popularitasnya seiring dengan adanya kesadaran bahwa proses pembelajaran yang terkait dengan konteks riil akan lebih efektif bagi siswa untuk dikontruksi dalam pemahamannya. Para guru dapat menghadirkan authentic material ini baik bersanding dengan buku teks maupun lepas dari batasan format buku teks. Authentic material juga dapat diterapkan dalam berbagai bentuk tugas dan tujuan pembelajaran. Authentic material, jika dipilih dan diimplementasikan secara tepat, dapat digunakan untuk mengembangkan tugas-tugas yang berawal dari pembelajaran bahasa Inggris yang sudah terformulasikan. Media ini juga sekaligus memberikan jembatan antara keterampilan berbahasan siswa dan pengalaman nyata siswa. Materi-materi ini dalam berbagai bentuknya dapat memberikan kekayaan linguistik dan isi konseptual  bagi siswa.

Dalam mengidentifikasi dan mengimplementasikan materi yang paling bermanfaat dan relevan bagi siswa, guru perlu mendesain dan mengorganisasi tugas-tugas di kelas yang menfasilitasi serentetan pengumpulan, pemrosesan dan presentasi informasi.
Penggunaan authentic material dalam pengajaran bahasa Inggris di kelas akan memberikan guru beberapa tantangan. Salah satu tantangan itu adalah pengembangan keterapilan penelitian efektif yang mensyaratkan pengelolaan sekian banyak informasi yang tersedia dalam bentuk tertulis, lisan, ataupun multimedia. Tantangan yang lain adalah berupa penyeleksian materi yang paling pas untuk tujuan pengajaran sesuai dengan kurikulum, ataupun belajar untuk keperluan sendiri. Tantangan ketiga adalah implementasi materi dan serentetan kebutuhan fleksibilitas serta penyesuaian pengajaran yang dibatasi dengan setting ruang kelas.
3.      Penggunaan papan tulis
Papan tulis mungkin merupakan media yang paling lazim dan sering digunakan dalam pengajaran. Para guru akan merasa ada sesuatu yang kurang dalam kelas bila tidak ada papan tulis. Tetapi sayangnya banyak guru yang tidak sepenuhnya memanfaatkan secara penuh papan tulis itu atau mereka masih menggunakannya secara buruk dengan mengabaikan beberapa pertimbangan. Beberapa contoh gambar di papan tulis dapat dilihat berikut ini.
Gambar wajah. Gambar kepala harus cukup besar agar dapat dilihat dari tempat duduk siswa yang paling belakang. Tunjukkan agar gambar itu dapat menunjukkan ekspresi, khususnya dengan mengubah bentuk mulut:

Arah kemana orang menghadap dapat ditunjukkan dengan mengubah hidungnya (hal ini penting terutama dalam menunjukkan percakapan).
Sedangkan untuk menunjukkan jenis kelamin bisa dibedakan dari rambutnya:







4.      Penggunaan tape recorder
Tape recorder mungkin merupakan media yang paling lazim digunakan oleh para guru di ruang kelas setelah papan tulis. Meskipun sebenarnya kegiatan listening dapat juga dilaksanakan tanpa harus menggunakan tape recorder. Tape recorder memang dapat digunakan dalam semua kegiatan listening, di antaranya:
·         Mengenali cara pelafalan dari penutur asli tanpa harus menghadirkan native speaker di kelas.
·         Mengenali dan megidentifikasi pola intonasi yang berbeda secara akurat.
Sound effect, dapat digunakan sebagai petunjuk seperti berikut:
(tape recording of sound of running water)
Response: He must be in the bathroom
(tape recording of sound of plates being washed)
Response: He must be in the kitchen
Jigsaw listening
Dalam kegiatan ini Anda perlu lebih dari satu tape recorder. Biasanya Anda memerlukan tiga buah. Kelas di bagi menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok mendengarkan tape mereka dan mensarikan informasi yang relevan. Kelompok-kelompok itu saling bertukar informasi yang telah mereka dapatkan. Bisa juga dipakai untuk memutar lagu yang liriknya berbahasa Inggris
5.      Penggunaan Flashcard
Flashcard memiliki nilai lebih karena guru dapat mempersiapkannya di waktu senggang di rumah. Dengan demikian, guru dapat membuatnya dengan lebih menarik dan berwarna-warni. Dalam pembuatannya juga meliputi hal-hal detail yang tidak mungkin dilakukan dalam kondisi terburu-buru atau waktu yang sempit di papan tulis. Meskipun flashcard ini mungkin digunakan dengan cara dan tujuan yang sama dengan papan tulis,  tetapi kelebihannya adalah dapat ditampilkan seketika dan juga memiliki banyak variasi. Guru juga dapat membuat gambar bolak-balik pada satu flashcard ketika ingin menunjukkan perbedaan penggunaan bahasa. Misalnya:
Sisi depan        She usually drinks tea
Sisi belakang   But now she’s drinking champagne.
pembelajaran dilakukan dengan dua tahap. Pertama, siswa diminta untuk membuat karangan tentang tema yang dipilih yaitu tema kebudayaan dan anak tema yang dipilih adalah rumah tradisional. Siswa diajar seperti biasa dengan mengikuti tahapan-tahapan yang ada dalam lessson plan dan diberi bebrapa informasi tentang rumah adat/rumah tradisional, kemudian di akhir pembelajaran diminta untuk membuat sebuah deskripsi tentang rumah adat/rumah tradisional yang mereka ketahui. Hasilnya dikoreksi olehnya dan kemudian dikembalikan kepada siswa untuk dijadikan sebagai umpan balik. tahap kedua, siswa diminta untuk mengamati kesalahan yang dibuat, kemudian diajak berdiskusi tentang kesalahan-kesalahannya. Selanjutnya ditunjukkan sebuah gambar seri yang menceritakan tentang sebuah cerita rakyat dari Sumatra barat (Malin Kundang). Di akhir pembelajaran, siswa diminta untuk menuliskan cerita berdasarkan urutan kejadian yang ada dalam gambar seri tersebut menjadi suatu karangan. Flashcard berupa pictiure series ternyata efektif untuk memperbaiki hasil pembelajaran. Flashcard tidak melulu berisi gambar, tulisan juga dapat memiliki dampak yang berarti dengan menggunakan flascard. Flasshcard yang berisi kata-kata bisanya digunakan untuk melatih struktur. Guru membuat beberapa potongan kertas yang berisi berbagai kalimat perintah seperti






Pick up your bag.
 

Point to me.
 

 


Kemudian salah satu murid berdiri di belakang guru. Guru memegangi potongan kertas yang ditunjukkan pada kelas, mereka harus mematuhi perintah yang tertulis di potongan kertas itu. Murid yang berada di belakang guru harus menebak kata-kata yang ada dalam flashcard itu secara persis. Hal ini khususnya baik untuk melatih personal dan possesive pronoun, misalnya jika Point to me itu tertulis pada kertas, murid itu harus mengatakannya secara persis bukannya Point to you.
Penggunaan flashcard menyimpan potensi kreatifitas yang tidak terbatas. Dengan berbagai variasi dan kombinasi memungkinkan tampilan flashcard semakin menarik dan memotivasi siswa untuk memperhatikan dan memahami pelajaran.
A lot of pineapples
Alat peraga berikut dapat digunakan untuk membedakan penggunaan ‘a few’ dan ‘a lot of’


 
 







Guru: (menunjukkan kertas yang tertutup) A few pineapples. (Membuka tutupan) A lot of pineapples.

6. Penggunaan komputer dan internet
Kebanyakan guru di Indonesia masih jarang menggunakan komputer sebagai bantuan dalam proses pembelajaran. Penggunaan kapur dan papan tulis tampaknya masih mendominasi dalam penggunaan media pembelajaran. Tapi sekarang ini kita dihadapkan pada penemuan teknologi informasi yang telah berperan mempercepat putaran informasi. Tidaklah bijaksana bila kita menutup mata dengan berbagai penemuan yang sebenarnya memiliki nilai yang berharga untuk pembelajaran yang efektif. Bila kita ingin terus meningkatkan profesionalisme dan menjaga keberadaan kita agar tidak “usang”, maka kita harus adaptif terhadap berbagai irama perubahan yang memang semakin cepat ini.
. Latihan-latihan listening komprehension telah dikembangkan dengan menggunakan sound blaster dan CD-ROM. Sebuah dialog dapat ditampilkan di layar  (dan siswa dapat mendengarkannya), kemudian beberapa pertanyaan yang terkait dapat dilihat di layar. Saat itu juga siswa dapat melihat sebuah jawaban, sistem akses yang cepat dan akurat memungkinkan adanya balikan terhadap siswa secara real time.


0 komentar: